MSN.COM, WASHINGTON--Saat tidur, otak manusia ketika tidur melakukan lebih dari
sekadar beristirahat. Otak juga melakukan pembersihan dengan proses yang
diharapkan para ilmuwan dapat mengarah pada pengobatan
penyakit-penyakit 'otak kotor' seperti Alzheimer.
Tidur dapat
mengeluarkan racun-racun dari otak yang terakumulasi di siang hari,
menurut sebuah penelitian yang dapat mengubah pemahaman mengenai tujuan
biologis dari tidur. “Studi ini menunjukkan bahwa
otak memiliki keadaan-keadaan fungsional yang berbeda saat tidur dan ketika bangun," ujar Maiken Nedergaard, M.D., D.M.Sc. dari Pusat Medis University of Rochester Medical Center (URMC) yang mengepalai penelitian ini seperti dilansir voanews.com, Senin (21/10).
otak memiliki keadaan-keadaan fungsional yang berbeda saat tidur dan ketika bangun," ujar Maiken Nedergaard, M.D., D.M.Sc. dari Pusat Medis University of Rochester Medical Center (URMC) yang mengepalai penelitian ini seperti dilansir voanews.com, Senin (21/10).
"Fungsi restoratif dari
tidur sepertinya merupakan hasil dari pembersihan aktif sisa-sisa
aktivitas syaraf yang terakumulasi selama bangun," tambahnya.
Para
peneliti mengatakan studi tersebut mengungkap metode unik pembersihan
sampah yang dilakukan otak -- disebut sistem glimfatik -- sangat aktif
saat kita tidur, membuang racun-racun yang menyebabkan penyakit
Alzheimer dan kelainan syaraf lainnya. Selain itu, para peneliti juga
menemukan bahwa saat tidur, sel-sel otak mengecil ukurannya, membuat
sampah dapat dibuang dengan lebih efektif.
Menggunakan miskroskop
dua-foton untuk menyelidiki otak tikus, para peneliti menemukan apa
yang mereka sebut "sistem pembuangan" yang menempel pada saluran-saluran
darah otak dan memompa cairan tulang belakang otak (CSF) melalui
jaringan otak, membuang sampah ke dalam sistem peredaran darah dan hati
untuk disaring.
Para peneliti mengatakan karena pemompaan CSF
memerlukan energi besar, barangkali memang lebih baik dilakukan saat
otak tidak sedang sibuk memroses informasi selama waktu bangun. Para
ilmuwan ini juga menemukan bahwa otak "menciut" 60 persen saat tidur,
sehingga cairan CSF dapat mengalir lebih bebas.
“Penemuan-penemuan ini memiliki implikasi signifikan bagi pengobatan penyakit 'otak kotor' seperti Alzheimer," ujar Nedergaard.
“Memahami
secara akurat bagaimana dan kapan otak mengaktifkan sistem glimfatik
dan membersihkan sampah merupakan langkah kritis pertama dalam upaya
memodulasi sistem ini dan membuatnya bekerja lebih efisien," kata dia
dalam laporan yang dipublikasikan Journal of Science.
0 komentar:
Posting Komentar