A.
Perkembangan Masa
Kanak-Kanak Awal (2 – 6 Tahun)
Perkembangan pasa masa anak-anak awal meliputi perkembangan fisik, intelektual, dan
sosio-emosionl. Pada
masa ini anak akan merasakan pengaruh-pengaruh serta perubahan fungsi fisik
yang semakin berkembang sehingga menyebabkan proses pertumbuhan yang penuh
dengan variasi sesuai dengan individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan
pribadi anak. Petumbuhan fisik tidak dapat
dikatakan mengikuti pola ketetapan yang tertentu. Pertumbuhan tesebut
terjadi
secara bertahap atau dengan kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakalanya cepat adakalanya lambat.
secara bertahap atau dengan kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakalanya cepat adakalanya lambat.
1) Perkembangan Fisik pada Masa
Kanak-kanak Awal
a.
Pertumbuhan tinggi dan berat badan
Pertumbuhan masa kanak-kanak awal tidak terjadi sepesat pada masa bayi
(Santrock, 2002; Monks dkk, 1998). Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata
anak
bertambah tinggi 6,25 cm setiap
tahun, dan bertambah berat 2,5-3,5 kg setiap tahun. Pada usia 6 tahun berat
harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat pada waktu lahir. Postur tubuh
anak pada masa kanak-kanak awal meliputi:
1)
Gemuk (Endomorfik)
2)
Berotot (mesomorfik)
3)
Relative kurus (etomorfik)
Besar kecilya tubuh seseorang dipengaruhi
oleh factor keturunan dan juga factor lingkungan. Faktor keturunan menentukan
cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikelurka oleh lobus
anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang terletak didasar
sebelah bawah otak.Anak-anak dengan usia sebaya dapat memparlihatkan tinggi
tubuh yang sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap
mengikuti aturan yang sama. Bila dihitung secara rata-rata, pola ini dapat
menggambarkan pertumbuhan anak pada usia tertentu. hal ini dipenganruhi oleh
faktor dari dalam (gen) dan faktor dari luar seperti asupan gizi yang memadai
untuk pertumbuhan tinggi badan. Perbandingan tubuhnya sangat berubah tidak
lagi seperti bayi akan tetapi memiliki ciri-ciri pertumbuhan kanak-kanak awal
yaitu:
1. Pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang
2. Tubuh cenderung berbentuk kerucut
3. Perut yang rata (tidak buncit)
4. Dada lebih bidang dan rata
5. Bahu lebih luas dan lebih persegi
6. Gumpalan Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus
7. Tangan dan
kaki tumbuh lebih besar
Bukan hanya perubahan pada bagian tubuh saja akan tetapi tulang dan otot
anak mengalami tingkat pengerasan yang bervariasi pada bagian-bagian tubuh
yaitu meliputi ;otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan berat, anak lebih
kurus walaupun berat bertambah, selama 4 – 6 bulan pertama dari awal masa
kanak-kanak, 4 gigi bayi yang terakhir yakni geraham belakang muncul. Selama
setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal yakni gigi seri tengah yang
pertama kali lepas dan digantikan gigi tetap. Akhir dari masa kanak-kanak awal
biasanya anak memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah
dimana gigi tetap akan muncul.
b.
Perkembangan motorik pada masa kanak-kanak awal
Awal masa kanak-kanak merupakan periode vital dalam mempelajari
ketrmpilan tertentu, karena menurut Hurlock (1992) ada tiga alasan, yakni:
1) Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan snang
hati mau mengulang suatu aktivitas sampai terampil. Contohnya: seorang anak
yang diajnakari oleh orang tuanya memanggil ibunya dengan sebutan mama, maka
anak itu akan terbiasa dan memanggil ibunya dengan sebutan mama secara
berulang-ulang.
2) Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak
terhambat rasa takut kalau mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagai mana
yang ditakuti oleh anak yang lebih besa. Contohnya: ketika seorang akan tampil
disebuah pentas dia akan dengan senang hati tanpa malu-malu atau tanpa takut
salah akan lebih percaya diri dibandingkan anak dewasa yang sudah mengenal rasa
malu.
3) Anak akan mudah
dan cepat belajar karena tubuh
mereka, masih lentur dan ketrampilan yang dimiliki lebih sedikit, sehingga
ketrampilan yang sudah dikuasai tidak mengganggu ketrampilan yang sudah ada.
Contohnuya: ketampilan dalam menari tidak mengganggu atau tidak mempengaruhi
ketrampilan dalam berbicara.
Ketrampilan
umum yang sering dilakukan anak-anak
biasanya menyangkut ketrampilan tangan dan kaki contoh: ketrampilan dalam aktifitas makan dan
berpakaian sendiri dimulai pada masa bayi dan disempurnakan pada masa
kanak-kanak awal . kemajuan terbesar kemampuan berpakaian antara usia 1,5 dan
3,5 sehingga pada masa taman kanak-kanak (TK) mereka sudah dapat berpakaian
sendiri, menggikat tali sepatu, dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan.
Antara usia 5 dan 6 tahun anak-anak sudah pandai melempar dan menagkap bola.
Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah liat atau plastisin,
menggambar menggunakan pensil dan mewarnai
gambar. Ketrampilan kaki mulai dilakukan dengan gerakan-gerakan kaki. Usia 5 atau 6 tahun anak belajar melompat
dan berlari cepat, dan mereka sudah dapat memanjat. Antara usia 3-4 tahun anak
dapat mempelajari sebuah sepeda roda tiga, berenang, lompat tali,keseimbangan
tubuh dalam berjalan diatas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain es batu,
menari.
2) Perkembangan Intelektual pada Masa
Kanak-kanak Awal
a. Perkembangan Kognitif
Pada masa kanak-kanak awal, anak berfikir konfergen menuju suatu jawaban
yang paling mungkin dan yang paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut
perkembangan kognitif piaget, anak pada masa kanak-kanak awal berada pada tahap
perkembngan praorerasional (2-7 tahun), istilah praoperasional menunjukkkan
pengertian belum matangnya cara kerja pikiran. Pemikiran pada tahap
praoprasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan baik (santrock,
2002),yang sering dikatakan anak belum
mampu menguasai operasi mental secara logis. Adapun cirri-ciri berfikir pada
tahap praoprasional adalah sebagai berikut:
a. Anak mulai menguasai fungsi simbolis; sebagai
akibatnya,anak mulai mampu bermain pura (pretend play), dismping itu penguasaan
bahasa menjadi semakin sistematis.
b. Terjadi tingkah laku imitasi;anak suka melakukan
peniruan besar-besaran, terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya
dan dari jenis kelaminnya sama.Tingkah laku immitasi ini dilakukan secara
langsung maupuan tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda, anak setelah
melihat tingkah laku orang lain,tidak langsung menirukan, melainkan ada
rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.
c. Cara bepikir anak egosentris; yaitu suatu ketidakmampuan
untuk membedakan antara perspektif (sudut pandang) seseorang dengan perspektif
orang lain (santrock,2002). Sebagai contoh, ketika mary ditelfon ayahnya dan
ditanya apakah ibunya ada, mery mengangguk-angguk. Dalam hal ini mary tidak
dapat mengerti bahwa anggukannya tidak dapat dilihat oleh ayahnya yang ada di suatu tempat yang jauh dari
dirijnya.
d. Cara berfikir anak centralized, yaitu terpusat pada
satu dimensi saja (monks dkk.,1998). Sebagai contoh, pada suatu eksperimen,
anak dipertunjukkan dua gelas A dan B yang sama diameter dan tingginya, pad
kedua gelas itu diisi air jeruk yang sama banyaknya, kemudian anak ditanjya air
jeruk yang ada di gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka anak
dengan cepat akan menjawab : “sama banyaknya”. Jawaban ini didasarkan pada pandangan tentang garis
sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ditariknya dari permukaan
air jeruk yang ada didalam gelas A dan gelas B. setelah itu dengan disaksikan
anak, aor jeruk yang ada digelas B ditungkan digelas C yang diameternya lebih
kecil, tetapi lebih tinggi, kermudian anak ditanya lagi, mana yang lebih banyak
antara air jeruk gelas A dengan gelas C. Dengan cara yang sama dengan
sebelumnya, anak akan menjawab air jeruk di gelas C lebih banyak, karna permukaannya
lebih tinggi. Dalam hal ini anak mengabaikan dimensi lebar gelas, dan hanya memperhatikan dimensi tinggi dari
gelas.cara berfikir seperti ini dikatakan belum menguasai gejala konservasi.
e. Berpikir tidak dapat dibalik ; operasi logis anak
pada masa ini belum dapat dibalik. Sebagai contoh Adi ditanya: “Adi, kamui
punya saudara tidak?”, jawab adi:”punya”. Setelah itu Adi ditanya lagi, “siapa
nama saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”, kemudian sekali lagi adi
ditanya:”Apakah M ita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: ”tidak”. Dalam hal ini
Adi tidak sadar bahwa dirinyalah saudar Mita (Monks dkk.,1998)
f. Berfikir terarah statis; artinya dalam berfikir anak
tidak pernah memperhatikan dinamika proses terjadinya sesuatu.
b. Perkembangan
Bahasa dan Bicara
Perkembngan bahasa dipengaruhi Teori
Belajar Sosial, yakni anak belajar dengan model-model yang ada
diligkungannya. Melalui imitasi dan respon dari lingkungan, akhirnya anak
menguasai ketrampilan bicara. Sedangakan menurut Chomsky, perkembangan bahasa
anak terjadi karena factor pembawaan; bahwa anak lahir sudah disertai dengan
LAD (Language Acquisition Device)
yang membuat anak sering mengekspresikan sesuatu dengan kata yang tidak
ditemukan dari lingkungannya. Bahasa dibutuhkan
untuk komunikasi dengan dunia luar. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa
tutur kata yang dapat dimengerti oleh sesama manusia.
Menurut Karl Buhler (Monks dkk., 1992) ada 3 faktor yang meneentukan
dalam teori bahasa, yakni:
1. Kundgabe (Appele), yakni fungsi bahasa untuk
menyatakan apa yang terjadi dalam si pembicara, misalnya anak menjerit
ketakutan atau bersorak gembira, ini merupakan fungso Kungabe yang dapat
menimbulkan fungsi Auslosung.
2. Auslosung (Ausdruck), yakni fungsi untuk menimbulkan
reeaksi social, misalnya mengajak pergi ketoko atau kesekolah. Dalam
hubungannya dengan orang lain, ternyata
fungsi yang pertama (Aulosung) juga dapat menimbulkan reaksi social, missal
anak menjerit akan menimbulkan reaksi terkejut dari orang lain. Jadi dapat
dikatakan bahwa Kungabe memiliki hubungab dengan Auslosung.
3. Darstellung, yakni fungsi untuk melukiskan suatu
keadaan secara obyektif, meletakkan atau mengerti hubungan antara hal yang satu
dengan yang lain,dapat memformulasi ide-ide. Hal-hal tadi merupakan sifat-sifat
manusia yang spesifik dan hanya manusia yang dapat mengadakan Darstellung.
Menurut
Karl Buhler seorang anak harus memiliki tiga fungsi tersebut karna perkembangan
anak dipengaruhi imitasi. Jadi bila tidak ada yang ditiru, maka tidak ada input
perkembangan bahasa. Selin itu juga harus ada respon dari lingkungan sektar
untuk menanggapi tingkah laku anak.
3) Perkembangan Sosio-emosional pada Masa
Kanak-kanak Awal
Banyak
keluarga dan pendidik anak usia dini menekankan perkembangan social selama masa
kanak-kanak awal atau tahun-tahun prasekolah. Aspek-aspek perkembngan social
emosional anak-anak prasekolah dapat menjadi bagian integral dari perkembangan
area lainya, seperti perkembangan aspek kognitif dan perkembangan motorik.
a)
Elemen-elemen
Sosial dari bermain dan implikasinya pada pendidikan
Dalam
bermain anak mengalami perubahan dari permainan solitair, parallel, sampai
kepermainan asosiatif. Dari bermain anak belajar sejumlah peraturan social.
b)
Otonomi dan inisiatif yang berkembang, serta
implikasinya pada pendidikan
Anak pada
masa kanak-kanak awal menurut perkembangan psikososial Erikson berada pada
tahap perkembangan otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu, serta perkemnbangan
inisiatif vs rasa bersalah.
c)
Perasaan tentang
diri (self) dan implikasinya pada pendidikan
Perkembangan
self diawali dari perasaan diri secara fisik seperti ‘saya adalah anak
perempuan’, ‘saya berambut panjang ‘, kemudian berkembang menjadi perasaan diri
yang lebih bersifat psikologis, seperti ‘saya pandai meklompat’, ‘saya disenagi
orang banyak’. Perkembangan self yang baik akan meningkatkan self-esteem yang positf anak yang
memiliki self-esteen positif akan
lebih berprestasi, lebihpercaya diri dan lebih mandiri serta ramah.
d)
Hubungan teman
sebaya,serta implikasinya pada pendidikan
Anak yang
popular terbukti memiliki keterampilan social yang lebih tinggi disbanding anak
yang populer. Anak yang populer terlibat
dengan hubungan teman sebaya yang lebih kompleks,dan hal ini lebih
menguntungkan dan mengingatkan lagi bagi perkembangan kognitifnya.
e)
Konflik social,
serta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak
yang mengalami konflik dan mampu mengatakan secara verbal akan mencoba
menyelesaikan konfliknya dengan kekuatan fisik. Oleh karena itu belajar
mengatakan perasaannya untuk menyelesaikan konfllik secara verbal menjadi hal
yang sangat penting bagi anaka pada masa kanak-kanak awal.
f)
Perilaku prososial,
dan implikasinya pada pendidikan
Perilaku
prososial dapat berkembang apabila anak
diajarkan untuk berfikir dengan cara sudut
pandang orang lain, hal ini dapat diperoleh melalui permainan pura-pura.
g)
Ketakutan-ketakutan
anak beserta implikasinya pada pendidikan
Anak-anak
mengalami perkembangan emosi dari senang, marah, susah menjadi malu, kecewa dan
sebagainya. Pada masa ini anak tidak perlu belajar bagaimana cara
mengekspresikan emosinya, tetapi perlu belajar
mengendalikannya.
h)
Pemahaman gender
dan implikasinya pada pendidikan
Anak masa kanak-kanak awal sering mengembangkan stereotipi tentang gender
yang salah , seperti anak perempuan tidak boleh menjadi polisi. Pendidik
mempunyai peranan penting untuk mengajarkan anak sadar akan gendernya sendiri ,
menentang berkembangnya stereotipi tentang
gender yang salah, serta mendengar, serta mendorong anak-anak bermain
secara lintas gender.
B.
Perkembangan Masa Kanak-kanak Tengah dan Akhir (6 – 12 Tahun)
Guru atau pendidik perlu memahami bahwa semua
siswa memiliki kebutuhan meskipun
intenskkitas kebutuhan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lain. Kebutuhan
siswa juga bervariasi sesuai dengan tahapan perkembangannya, meski pada umumnya
meliputi kebutuhan fisik, kognitif, emosi, social dan intelektual.hal ini akan
menentukan bagaimana siswa dalam
masing-masing tahapan akan belajar dan berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagain masa usia sekolah atau masa
sekolah dasar. Masa ini dialami annak pada usia 6 tahun sampai masuk kemasa
pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa
ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar. Pada awal
masuk sekolah sebagian anak mengalami gangguan keseimbangan dalam penyesuaian
diri dengan lingkungan sekolah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor perkembangan:
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan
fisik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap
gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik meliputi
perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
a. Perkembangan
Motorik Kasar
Kemampuan
anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik
kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh
anak untuk melakukan gerakan tubuh.
Perkembangan
motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan
setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda
dengan anak lainnya.
b. Perkembangan Motorik Halus
b. Perkembangan Motorik Halus
Adapun
perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan
otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek
ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan
menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.
2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam
tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada
awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas. Anak
menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah-masalah yang aktual, anak
mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat
konkret. Kini anak mampu berfikir logis meski masih terbatas pada
situasi sekarang.
Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995:
52 - 53) tergolong pada masa operasi
konkret dimana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa
egonya dan mulai bersikap sosial. Terjadi peningkatan pemeliharaan, misalnya
mulai mau memelihara alat permainannya. Mengelompokan benda-benda yang sama.
Memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Materi pembicaraan lebih ditujukan kepada
lingkungan sosial, tidak pada dirinya sendiri. Berkembang pengertian tentang
jumlah, panjang, luas dan besar.
Pada masa ini anak dapat melakukan banyak pekerjaan
pada tingkat yang lebih tinggi dari pada yang dapat mereka lakukan pada masa
sebelunya. Pemahamannya tentang konsep ruangan, kausalitas, kategorisasi,
konversi dan penjumlahan lebh baik. Anak usia 6 atau 7 tahun dapat
dipercayamenemukan jalan dari dan ke sekolah. Mereka mempunyai ide yang lebih
baik tentang jarak dari satu tempat ke tempat lain, lama waktu tempuhnya, dan
dapat mengingat rute dan tanda-tanda jalan.
Keputusan tentang sebab akibat akan meningkat. Anak
berinisiatif menggunakan strategi untuk penambahan, dengan menggunakan
jari-jari atau dengan benda lainnya. Mereka juga dapat memecahkan soal cerita
yang bersifat sederhana. Kemampuan mengkategorisasi membantu anak untuk
berfikir logis. Menurut Piaget, anak-anak dalam tahapan operasi konkret
berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala atau hal yang
khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian, kemudian
menarik kesimpulan. Misalnya anjing tono mengonggong, anjing susi menggonggong,
anjing budi menggonggong, jadi semua anjing menggonggong.
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana
kemampuan berfikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan berfikir anak
berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat yang lebih rumit
dan abstrak. Pada masa ini anak juga dapat memecahkan masalah-masalah yang
bersifat konkret. Anak mengetahui volume suatu benda padat atau cair meskipun
ditempatkan pada tempat yang berbeda bentuknya. Berkurang rasa egonya dan mulai
besifat sosial. Terjdi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mulai
memelihara alat permainannya.
Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari
kejadian-kejadian yang lebih komplek serta saling hubungannya. Mereka memiliki
pengertian yang lebih baik tentang konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi,
konservasi, dan tentang jumlah. Anak mulai memahami jarak dari satu tempat
ketempat lain, memahami hubungan antara sebab dan akibat yang ditimbulkan,
mengkelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan menghitung. Guru
diharapkan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya.
Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktifitas –
aktifitas mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah. Pengalaman
hidupnya memberikan andil dalam mempertajam konsep. Anak sudah lebih mampu
berfikir, belajar, mengingat, dan berkomuniksi, karena proses kognitifnya tidak
lagi egosentrisme, dan lebih logis. Anak mampu mengklasifikasikan dan
mengurutkan suatu benda berdasarkan ciri – ciri suatu objek. Mengkelompokan
benda – benda yang sama kedalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Misalnya
mengelompokan buku berdasarkan warna maupun ukuran buku.
3. Perkembangan Bahasa
Kemampuan bahasa terus tumbuh pada masa ini. Anak
lebih baik kemampuanya dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi
lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa.
Bersamaan dengan pertumbuhan perbendaharaan kata
selama masa sekolah, anak –anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang
tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang atau
menampar. Maka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi
juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam
pertumbuhan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunn prktis dari bahasa untuk komunikasi.
Anak kelas satu merespon pertanyaan orang dewasa dengan jawaban yang lebih
sederhana, jawaban pendek. Sebagian besar anak usia 6 tahun sudah dapat
menceritakan kembali satu bagian pendek dari buku, film, atau pertunjukan
televisi.
Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari
keterbatasan untuk berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang dirasa
lebih sulit daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap
demi setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Membaca
memilik peran penting dalam pengembangan bahasa. Pada masa ini perubahan
terjadi dalam hal anak berfikir tentang kata-kata. Mereka menjadi kurang
terikat dengan kegiatan dan dimensi pengamatan yang berhubungan dengan kata,
dan menjadi lebih analistis dalam hal penggunaan kata-kata. Misalnya : bila
anak diminta menyebut sebuah benda yang berhubungan dengan kaa yang didengar,
misalnya anjing, maka anak akan merespon dengan satu kata yang menunjukan
penampilannya seperti : hitam, besar, atau kepada kegiatan yang berhubungan
dengan anjing seperti : duduk, gonggongan anjing.
Anak yang lebih tua lebih sering merespon anjing denga
menghubungkannya dengan kategori binatang yang dekat atau menyukai seperti
kucing. Meningkatnya kemampuan menganilisis kata membantunya untuk mengerti
yang tidak secara langsung berhubungan dengan pengalaman pribadinya. Anak bisa
membedakan antara saudara kandung dengan saudara sepupu, desa dengan kota dan
sebagainya. Demikian juga peningkatan dalam tata bahasa. Anak bisa
membandingkan, sehingga bisa mengatakan lebih pendek, lebih dalam dan sering
bersifat subjektif. Anak biasanya menggunakan berbagai aturan dalam tata
bahasa.
4. Perkembangan Moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak
untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perkembangan
moral terlihat dari perilaku moralnya di masyarakat yang menunjukan kesesuaian
dengan nilai dan norma di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi
oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral orang-orang disekitarnya.
Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi
anak.
Menurut Piaget, antara usia 5-12 tahun konsep anak
mengenai keadilan sudah berubah. Pengertian yang kaku tentang benar dan salah
yang telah dipelajari dari orang tua menjadi berubah. Piaget menyatakan bahwa
relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya : bagi anak usia 5
tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar
bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya
berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpedapat bahwa anak yang lebih muda
ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun
mereka sudah bergerak ketingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas
autonomus.
Kohlberg memperluas teori Piaget dan menyebut tingkat
kedua dari perkembangan moral masa ini sebagai tingkat moralitas dari
aturan-aturan dan penyesuaian konvensional. Dalam tahap pertama dari tingkat
ini oleh Kohlberg disebut moralitas anak baik, anak mengikuti peraturan untuk
mengambil hati orang lain dan untuk mempertahankan hubungan-hubungan yang baik.
Dalam tahap yang kedua Kohlberg menyatakan bahwa bila kelompok sosial menerima
peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus
menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghidari penolakan kelompok dan
celaan (Hurlock, 1993 : 163).
Kohlberg (Duska dan Wehelan, 1981 : 59-61) menyatakan
adanya 6 tahap perkembangan moral. Enam tahap tersebut terjadi pada tiga
tingkatan, yakni tingkatan : (1) prakonvensional (2) konvensional (3) pasca
konvensional. Pada tahap prakonvensional, anak peka terhadap
peraturan-peraturan yang berlatarbelakang budaya dan terhadap penilaian baik
buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu
tindakan. Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok
atau agama dianggap sebagai suatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak
tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang tejadi. Sikap yang nampak pada
tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menunjang dan memberi
justifiksi pada ketertiban. Pada tahap pasca konvensional, ditandai dengan
adanya uasha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip
yang sahih serta dapat dilaksanakan, lepas dari otoritas kelompok atau orang
yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang
bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
Pengembangan moral termasuk nilai-nilai agama
merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk sikap dan kepribadian anak.
Misalnya : mengenalkan anak pada nilai-nilai agama dan memberikan pengarahan
terhadap anak tentang hal-hal yang terpuji dan tercela.
5. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan
anak. Sering dan kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak.
Emosi yang tidak menyenangkan (unpleasent emotion) merugikan perkembangan anak.
Sebaliknya, emosi yang menyenangkan (pleasent emotion) tidak hanya membantu
perkembangan anak, tetapi juga merupakan sesuatu yang sangat penting dan
dibutuhkan bagi perkembangan anak. Pergaulan yang semakin luas dengan teman
sekolah dan teman sebaya lainnya dapat mengembangkan emosinya. Anak akan
belajar untuk mengendalikan ungkapan-ungkapan emosi yang kurang dapat diterima.
Ciri-ciri Emosi Masa Kanak-kanak
a.
Emosi anak berlangsung relatif singkat (sebentar)
Emosi anak hanya beberapa
menit dan sifatnya tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan
dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang nampak.
b.
Emosi anak kuat atau hebat
Hal ini terlihat bila anak
takut, marah, atau sedang bersenda-gurau. Mereka akan nampak marah sekali,
takut sekali, tertawa terbahak-bahak meskipun kemudian cepak hilang.
c.
Emosi anak mudah berubah
Sering kita jumpai seorang
anak yang baru saja menangis berubah
menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling
berganti-ganti emosi, dari emosi susah ke emosi senang dan sebaliknya dalam
waktu yang singkat.
d.
Emosi anak nampak berulang-ulang
Hal ini timbul karena anak
dalam proses perkembangan kearah kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian
terhadap situasi di luar, dan hal ini dilakukan secara berulang-ulang.
e.
Respon emosi anak berbeda-beda
Pengamatan terhadap anak
dengan berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi. Pada waktu
bayi lahir, pola responnya sama. Secara berangsur-angsur, pengalaman belajar
dari lingkungannya membentuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara
individual.
f.
Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah
lakunya
Meskipun anak kadang-kadang
tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak dan langsung, namun emosi itu
dapat diketahui dari tingkah lakunya. Misalnya melamun, gelisah, menghisap
jari, sering menangis, dan sebagainya.
g.
Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya
Suatu ketika emosi anak
begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian
berubah menjadi kuat.
h.
Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional
Anak-anak
memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak
mempertimbangkan bahwa keinginan itu baik untuk dirinya sendiri maupun orang
lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu
memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya.
6. Perkembangan Sosial
Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan
perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku
sosial. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada
secara terus-menerus.
a.
Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi
perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain anak berinteraksi
dengan teman main yang banyak memberikan sebagai pengalaman berharga. Bermain
secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk
berinteraksi dan bertenggang rasa dengan sesama teman. Permainan yang disukai
anak cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali bagi
anak-anak yang kurang diterima dikelompoknya dan cenderung memilih bermain
sendiri.
b.
Teman sebaya
Teman sebaya pada umumnya adalah
teman sekolah dan atau teman bermain di luar sekolah. Pengaruh teman sebaya
sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang bersifat positif
maupun negatif. Keinginan anak untuk diterima dalam kelompoknya sangat besar.
Anak berusaha agar teman-teman dikelompoknya menyukai dirinya. Santrock (1997,
325) menyatakan bahwa anak sering berfikir: Apa yang bisa aku lakukan agar
semua teman menyukaiku? Apa yang salah padaku? Mereka berupaya agar mendapat
simpati dari teman-temannya, bahkan ingin menjadi anak yang paling populer di
kelompoknya.
Wentzal dan Asher menyatakan
para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak populer, yaitu:
1)
Anak yang diabaikan (neglected children): yaitu anak yang
jarang dinominasikan sebagai teman terbaik tetapi bukan tidak disukai oleh
teman-teman di kelompoknya. Anak ini biasanya tidak memiliki teman bermain yang
akrab, tetapi mereka tidak dibenci atau ditolak oleh teman sebayanya.
2)
Anak yang ditolak (rejected children): yaitu anak yang jarang
dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh
kelompoknya, karena biasanya anak yang ditolak adalah anak yang agresif, sok
kuasa, dan suka mengganggu. Anak ini biasanya mengalami problem penyesuaian
diri yang serius dimasa dewasa.
3)
Anak yang kontrovesi (controversial chidren) adalah anak yang
sering dinominasikan keduanya yaitu baik sebagai teman terbaik dan sebagai
teman yang tidak disukai (Santrock (1997, 325)).
Masa
kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:
a.
Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara
usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah
Dasar, dan
b.
Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara
usia 9/10 tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah
Dasar.
Adapun
ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar adalah:
a.
Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah,
b.
Suka memuji diri-sendiri,
c.
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan,
tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting,
d.
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya, dan
e.
Suka meremehkan orang lain.
Ciri-ciri
khas anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yaitu:
a.
Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari,
b.
Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis,
c.
Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus,
d.
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai
prestasi belajarnya di sekolah, dan
e.
Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk
bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
Baca juga:
0 komentar:
Posting Komentar