Kamis, 05 Desember 2013


Rukun Islam kelima adalah haji. Yang dimaksud dengan haji, menurut hokum Islam, adalah berkunjung ke Baitullah untuk berziarah pada satu waktu tertentu dengan maksud sengaja melakukan beberapa amal ibadah menurut cara-cara serta ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah dan ditentukan Rasul-Nya.
        Syarat-syarat haji:
1.       Beragama Islam
2.      Telah dewasa
3.      Berakal sehat
4.      Bukan budak
5.      Istata’a (sanggup)

Rukun-rukun haji:

1.       Ihram
Ihram adalah ‘status’ atau keadaan yang harus dijalani oleh setiap orang yang menunaikan ibadah haji.
2.      Wuquf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah
Wuquf di Arafah adalah berada atau tinggal di padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah antara tergelincir matahari sampai menjelang senja tanggal tersebut.
3.      Tawaf Ifadah
Tawaf (semua tawaf) dimulai dari batas Hajar al Aswad (Batu Hitam) dan berakhir di sana pula. Tawaf bermacam-macam bentuknya, pertama tawaf al qudum (tawaf qudum) pada waktu memasuki atau sampai di masjidil haram, Mekkah dan kedua tawafal-wada’ (tawaf wada’) atau tawaf perpisahan pada waktu hendak meninggalkan Mekkah setelah selesai menunaikan ibadah haji. Tawaf sebagai rukun haji disebut tawaf al ifadah, setelah melempar jumrah Aqabah di Mina tanggal 10 Zulhijjah.
4.      Sa’i
Sa’i adalah berjalan dan berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali sambil berdoa. Dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah.
5.      Tahallul
Tahallul artinya menjadi halal yaitu keadaan seseorang telah dihalalkan (dibolehkan) melakukan perbuatan yang dilarang selama dalam keadaan ihram.
6.      Tertib

Wajib-wajib haji:
1.       Niat ihram di miqat makani
Ketika ihram di miqat makani seorang jemaah haji wajib menyatakan niatnya untuk apa ia berihram, misalnya untuk haji atau umrah.
2.      Bermalam atau mabid di Muzalifah pada tanggal 9 Zulhijjah malam.
Yang dimaksud adalah hadir di Muzalifah sesudah tengah malam tanggal 10 Zulhijjah dalam perjalanan dari Arafah ke Mina.
3.      Melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah, pada hari raya haji.
4.      Menginap di Mina dua atau tiga malam
5.      Melontar ketiga jumrah
Yang dimaksud adalah melempar ketiga jumrah yang ada di Mina dengan batu satu per satu dimulai dari jumrah pertama (Ula), kedua (Wusta), dan ketiga (‘Aqabah).
6.      Tawaf wada’
Tawaf wada’ yaitu tawaf perpisahan sewaktu akan meninggalkan Mekkah. Wanita yang sedang datang bulan tidak diwajibkan melakukan tawaf ini.
7.      Tidak melanggar larangan-larangan yang telah ditentukan (muharramat), diantaranya adalah:
a.      Pria memakai pakaian yang berjahit, menutup kepala
b.      Wanita menutup muka dan kedua telapak tangannya, memakai wangi-wangian
c.       Menghilangkan rambut atau bulu badan
d.      Memotong kuku
e.      Mengakadnikahkan seseorang
f.        Melakukan hubungan suami-istri
g.      Berbantahan, berburu, dan membunuh binatang

Sunah-sunah haji:
1.       Mandi ketika hendak berniat ihram
2.      Shalat dua raka’at ketika hendak ihram
3.      Mengucapkan talbiyah (rumus kata-kata menjawab panggilan Allah seperti yang diucapkan oleh Nabi Muhammad) selama melakukan ibadah haji, “Labbaik, Allahumma labbaik, labbaika lasyarika laka labbaik; innal hamda wannikmata laka walmulka, lasyarikala lak
4.      Mencium Hajar al Aswad (baca: hajarul aswad) yakni Batu Hitam yang terletak pada sudut timur Ka’bah
5.      Shalat dua raka’at di makam Ibrahim yaitu batu tempat berpijak (tetinyelen) Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah itu dahulu
6.      Dan lain sebagainya.

Urutan-urutan ibadah haji:
1.       Ihram
2.      Mengucapkan talbiyah
3.      Wuquf di Arafah
4.      Melempar jumrah
5.      Tawaf ifadah keliling ka’bah
6.      Sa’I antara Safa dan Marwah
7.      Tahallul atau bercukur
8.     Bermalam dan menyembeliha qurban di Mina, untuk mengenang keteguhan iman dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail.

Seperti juga haji, umrah adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim sekali seumur hidup, jika ia kuasa melakukannya. Namun antara haji dan umrah terdapat perbedaan-perbedaan berikut:
1.       Umrah dapat dilakukan kapan saja, sedangkan haji hanya dapat dilangsungkan pada waktu yang telah ditentukan di bulan Zulhijjah, bulan kedua belas menurut perhitungan tahun Hijriyyah.
2.      Orang yang melakukan ibadah umrah tidak perlu pergi dan wukuf di Arafah, sedang orang yang melakukan ibadah haji harus pergi dan wukuf di Arafah.
3.      Pada waktu melakukan umrah, orang tidak perlu berkurban, sedang waktu ibadah haji orang menyembelih kurban
4.      Upacara ibadah umrah dimulai dengan ihram, tawaf, sa’i, dan ditutup dengan tahallul bercukur atau bergunting rambut.

Ada tiga cara pelaksanaan ibadah haji, yaitu:
1.       Ifrad, ialah cara melaksanakan ibadah haji dengan mengerjakan haji lebih dahulu, baru umrah. Kalau cara ini dilakukan jemaah bersangkutan tidak wajib membayar dam (denda).
2.      Tamattu’, ialah cara melaksanakan ibadah haji dengan mengerjakan umrah lebih dahulu, baru mengerjakan haji. Kalau cara ini dilakukan jemaah wajib membayar denda ibadah yang disebut dam nusuk.
3.      Qiran, ialah cara melaksanakan ibadah haji dengan mengerjakan ibadah haji dan umrah dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Kalau cara ini dilakukan jemaah bersangkutan juga wajib membayar dam nusuk.

DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Ajat, dkk. 2008. Din Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Yogyakarta: UNY Press.
Ali, Mohammad Daud. 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

0 komentar:

Posting Komentar