A.
Pertumbuhan
1.
Pengertian
a.
Perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal.
b.
Proses transmisi dari konstitusi fisik yang
herediter/turun-temurun dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Kesimpulan:
Pertumbuhan sebagai proses perubahan
dan pematangan fisik.
Buktinya:
bertambah panjangnya badan anak; tubuh bertambah berat; tulang-tulang jadi
lebih besar dan panjang, berat dan kuat; perubahan dalam sistem
persyarafan dan
perubahan-perubahan pada struktur
jasmaniah lainnya.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a.
Faktor Sebelum Lahir
Misalnya:
peristiwa kekurangan nutrisia pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan
sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis,
terkena penyakit gabag, TBC, cholera, typus, gondok, sakit gula, dll.
b.
Faktor Ketika Lahir
Misal:
intracravial haemorrahage/pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh
tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu dilahirkan dan efek pada susunan
syaraf-syaraf.
c.
Faktor Sesudah Lahir
Misal:
pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terluka,
kepala terpukul/mengalami serangan sinar
matahari (zonnesteek), infeksi pada otak/selaput otak, kekurangan nutrisia/zat
makanan dan gizi.
d.
Faktor Psikologis
Misal:
bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orangtuanya; anak-anak dititipkan dalam
suatu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi,
dll).
B.
Perkembangan
Perkembangan dalam arti sempit bisa disebutkan
sebagai proses pematangan fungsi-fungsi yang nonfisik.
Definisi perkembangan ialah perubahan-perubahan
psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik
pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage
waktu tertentu menuju kedewasaan. Perkembangan dapat diartikan pula sebagai
proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh
faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan, dalam perwujudan proses aktif
menjadi secara kontinu.
Perkembangan
itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Terjadinya perubahan dalam:
a.
Aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan
serta organ-organ tubuh lainnya.
b.
Aspek psikis: semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta
menggunakan imajinasi kreatifnya.
2.
Terjadinya perubahan dalam proporsi:
a.
Aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai
dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati
proporsi tubuh usia remaja.
b.
Aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang
fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada
dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (kelompok teman sebaya).
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lama:
a.
Tanda-tanda fisik: lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar
kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bawah bagian
otak, rambut-rambut halus dan gigi susu.
b.
Tanda-tanda psikis: lenyapnya masa mengoceh (meraban),
bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak), dan perilaku impulsive
(dorongan untuk bertindak sebelum berfikir).
4.
Diperoleh tanda-tanda yang baru
a.
Tanda-tanda fisik: pergantian gigi dan
karakteristik pada usia remaja, baik primer (menstruasi pada anak wanita, dan
mimpi basah pada anak pria) maupun sekunder (perubahan pada anggota tubuh
seperti pinggul dan buah dada pada wanita; kumis, jakun, dan suara pada anak
pria).
b.
Tanda-tanda psikis: seperti berkembangnya rasa
ingin tahu terutama ilmu pengetahuan, ilmu-ilmu moral, dan keyakinan beragama.
Perkembangan anak tidak berlangsung secara
mekanis-otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa
faktor secara simultan, yaitu:
a.
Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan).
b.
Faktor lingkungan yang menguntungkan atau yang
merugikan.
c.
Kematangan fungsi-fungsi organis dan
fungsi-fungsi psikis.
d.
Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang
berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta
usaha membangun diri sendiri.
Setiap fenomena/gejala perkembangan anak
merupakan produk dari kerjasama dan pengaruh dari timbal balik antara
potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan. Jelasnya perkembangan
merupakan produk dari:
1.
Pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi
fisik.
2.
Pematangan fungsi-fungsi psikis, dan
3.
Usaha belajar oleh subyek/anak dalam mencobakan
segenap potensialitas rohani dan jasmaninya.
C.
Teori
Mengenai Dinamisme Perkembangan
Menurut teori dorongan, segenap tingkah laku
anak itu dirangsang dari dalam, yaitu oleh dorongan-dorongan dan
instink-instink tertentu guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Jika
kebutuhan-kebutuhan yang vital-biologis maupun yang sosial-kultural tersebut
tidak atau belum terpenuhi, maka akan timbul ketegangan, iritasi dan frustasi.
Dan terjadilah keadaan tidak seimbang pada dirinya (disequilibrium). Maka,
motif utama dalam kehidupan manusia ialah: usaha menghilangkan segenap
ketegangan, iritasi dan frustasi, guna mencapai keseimbangan/equilibrium
kembali. Inilah yang mendorong semua kegiatan dan setiap proses perkembangan
anak.
Teori lain yaitu teori dinamisme
dari organisasi mengatakan, bahwa dalam organisme yang hidup itu selalu ada
usaha (striving) yang positif. Organisme ini memiliki “mesin”, kapasitas dan
impuls-impuls tertentu yang dipakai untuk memobilisir semua kemampuan, agar berfungsi
dan bisa dimanfaatkan.
Sedangkan impuls sendiri tidak hanya
untuk menghilangkan ketegangan dan membebaskan diri dari hal-hal yang tidak senang
saja; akan tetapi justru untuk mencari ketegangan atau dengan jalan eksperimen
dan mencari petualangan baru, juga untuk mencapai satu tujuan yang telah
dibekali oleh ALAM.
Sejak semula manusia dilahirkan di
dunia hingga akhir hayatnya selalu ingin maju, jadi perkembangannya mengalami
progress. Sebab, anak merupakan agen/subyek aktif yang memfungsikan segenap
kemampuan dalam proses perkembangannya.
Segala sesuatu yang berlangsung
selama perkembangan anak adalah produk dari interaksi pelibatan faktor
hereditas dan faktor lingkungan. Sedangkan kualitas-kualitas bawaan akan tampak
pada penampakan ciri-ciri fisik dan psikis yang karakteristik.
Jika fungsi-fungsi psiko-fisik itu mengalami
proses pematangan, maka terjadilah proses pemekaran dan pembukaan dari
“lipatan” pada setiap potensi organisme. Inilah yang disebut sebagai proses
perkembangan.
Eksistensi anak dipastikan oleh tiga faktor,
yaitu:
1.
Segenap kualitas herediter.
2.
Pengalaman masa lampau dan masa sekarang.
3.
Ideal dan tujuan yang ingin dicapainya.
Maka, keyakinan anak manusia bahwa mampu membuat
pilihan dan keputusan sendiri akan menumbuhkan rasa bangga, senang, bahagia,
dan punya arti tersendiri. Lambat laun juga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab
untuk terus maju melaksanakan tuga-tugas hidupnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono, Kartini. 2007. PSIKOLOGI
ANAK. Bandung: CV. Mandar Maju.
Desmita. 2006. PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumber lain (Internet).
0 komentar:
Posting Komentar